Minggu, 16 Maret 2014

Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. :)
Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus, sperti dibawah ini:

Cara menghitung dosis untuk anak-anak :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)
n : umur dalam tahun



b. Rumus dilling (untuk anak Besar-sama dengan 8 tahun)
  n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried  (untuk bayi)
  n : umur dalam bulan
 
2. Berdasarkan berat badan
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai dengan kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan hitung dosis melalui berat badan
d. Rumus Thermich
             n : berat badan dalam kilogram



3. Rumus untuk menentukan persentase DM obat

Persentase DM sekali :
Persentase DM sehari :

1. Care-Giver
Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), konseling, konsultasi, screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas kefarmasian lainnya.
2. Decision-Maker
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yg signifikan, serta keputusan2 lainnya yg bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.
3. Communicator
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya.
4. Manager
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani dg optimal dan produktif dalam hal kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF), manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain.
5. Leader
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya.
6. Life-Long Learner
Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan.
7. Teacher
Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi.
8. Entrepreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat dan lai lainnya.

Apabila kita mendengar cerita tentang “FARMASI”, pasti kita langsung teringat  kepada obat. Dalam pembuatan obat ada sediaan yang berbentuk kapsul. Di masyarakat tidak asing lagi apabila mendengar kapsul. Kita ungkap tuntas tentang kapsul oke!!!.
          Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat terlarut. Didunia farmasi kapsul dibagi menjadi dua yaitu kapsul keras dan kapsul lunak.
Kapsul keras terdiri dari badan dan penutup, tersedia dalam bentuk kosong, isi biasanya padat bisa juga cair, pemakaiannya melalui oral(obat yang melewati saluran pencernaan), bentuknya hanya satu macam. Kapsul lunak terdiri dari satu kesatuan, selalu sudah terisi, isi biasanya cair dapat juga padat, cara pakai oral(obat yang melalui saluran pencernaan), vaginal(obat yang melalui vagina), rektal(obat yang melalui dubur/rectum), topical(obat yang melaui jaringan kulit), bentuknya bermacam-macam.
           Kapsul terbuat dari gelatin, pati, dan bahan lain yang sesuai. Kapsul juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu bentuknya menarik dan praktis, tidak berasa sehingga bisa menutupi rasa dan bau yang kurang enak, mudah ditelan. Kekurangannya yaitu tidak untuk zat yang mudah menguap, tidak untuk zat yang higroskopik(mudah menyerap air), tidak untuk balita, tidak bisa dibagi.
          Penyimpana kapsul juga perlu diperhatikan loh!!!. Apabila kapsul disimpan ditempat yang lembab atau basah, maka kapsul akan lembek. Apabila kapsul disimpan ditempat yang terlalu kering atau terkena matahari, kapsul akan pecah atau rapuh.
          Ada 3 teknik pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin, dengan alat mesin. Apabila disekolah-sekolah farmasi biasanya pengisian kapsul itu menggunakan teknik yang simple yaitu dengan tangan.
          Kapsul juga mempunyai ukuran yakni, 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Kapsul mempunyai warna yang berbeda-beda sesuai dengan pabrik yang memproduksinya.
          Yang terpenting dalam pembuatan kapsul adalah ketelitian, kesabaran dan kemampuan yang khusus.
          Nah sekarang sudah tahukan tentang kehidupan kapsul. Jadi bertambah deh ilmu kita…
n      
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi, fisika, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup
n      Farmakognosi : cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan, mineral dan hewan yang merupakan sumber obat.
n      Biofarmasi : cabang ilmu yang mempelajari pengaruh pembuatan sediaan farmasi terhadap efek terapeutik obat.
n      Farmaceutical availability (ketersediaan farmasi) : ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk sediaannya dan siap untuk proses absorpsi.
n      Biological availability (ketersediaan hayati) : prosentasi obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapetiknya.
n      Therapeutical equivalent (kesetaraan terapeutik) : syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat yang berkhasiat yang harus dicapai dalam darah
n      Bioassay : cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan hewan percobaan seperti kelinci, tikus, dll.
n      Farmakokinetik : segala proses yang dilakukan tubuh terhadap obat berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
n      Farmakodinamik : mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terafi yang ditimbulkan.
n      Toksikologi : pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh.
n      Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Phytoterapi : menggunakan zat-zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
n      Farmakologi klinik : cabang farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia.
Kebanyakan orang mungkin sudah tahu ilmu kefarmasian itu “biangnya ilmu meracik obat” . Tapi tidak semua orang tahu bagaimana cara meracik obat . Butuh keterampilan khusus untuk membuat berbagai macam bentuk obat seperti yang ada di pasaran .

Berbagai macam bentuk obat yang di hasilkan dari ilmu kefarmasian . Serbuk ( pulvis ), tablet, sirup, salep, suppositoria, injeksi, kapsul, dll . Semua bentuk sediaan tersebut memiliki cara-cara khusus dalam pembuatannya, seperti halnya dalam pembuatan kapsul .
Kapsul itu sendiri merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut . Cara pengisian kapsul ada tiga cara, yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin . Cara yang paling sederhana tentu dengan tangan, karena tanpa memerlukan bantuan alat lain . Pertama, meracik terlebih dahulu serbuk atau cairan sebagai isi dari  kapsul tersebut . Kedua, setelah isi kapsul selesai di buat, masukkan ke dalam cangkang kapsul . Cara memasukkan isi kapsul dalam bentuk serbuk dan cairan tentunya berbeda . Apabila dalam bentuk serbuk, serbuk tinggal di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah kapsul yang di minta ( resep ). Dan apabila dalam bentuk cairan, masukkan dengan menggunakan  pipet yang telah di tara . Ketiga, tutup badan kapsul dengan tutup kapsul . Caranya sama, tetapi khusus untuk kapsul yang berisi cairan, tutup kapsul harus di tutup ( di seal ) atau di rekat supaya cairan yang ada di dalamnya tidak keluar atau bocor . Tetapi sebaiknya, dalam memasukkan isi kapsul dengan tangan sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul .
Masa penyimpanan  semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun. berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium. Menurut aturan nternasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu banyak dan obat harus dibuang.

Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis. insulin.

Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata,  kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara2 maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi.

Apa kalian tahu cita – cita anak farmasi ?
Yuk kita cari tahu apa cita – cita mereka !. ternyata dari berbagai bidang farmasi banyak impian anak – anak bangsa  yang terukir dilalamnya. Ada farmasi sains, farmasi klinik, farmasi industri.
Ooh ternyata bidang farmasi tidak hanya obat – obatan. Tapi juga ada macam – macam yang lainya. Kita golongkan saja menjadi 3 macam , yaitu farmasi sains, farmasi klinik, farmasi industri. Kita lihat cita – cita mereka dari 3 golongan tersebut.
Menuruk sebagian anka farmasi ternyata farmasi sains sangat menantang bagi mereka. Menantang?? Maksudnya karena di farmasi sains kita bisa melakukan percobaan – percobaan baru dan mengembangkan kreatifitas kita. Apalagi dengang keadaan di indonesia , di Indonesia banyak penemuam baru tapi dipatenkan atau di akui negaralain. Nah, dengan kemauan yang keras kita pasti bisa menemukan obat – obatan untuk penyakit yang belum ada obatnya. Jadi bisa mengharumkan nama baik Indonesia dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, anak – anak farmasi sains bisa menyandang gelar profesor.
Beda lagi dengan anak farmasi yang tertarik di farmasi klinis. Menurut mereka farmasi klinis adalh dasar dari ilmu farmasi. Karena dari mulai masuk SMKN 7 Bandung pelajaran produktif farmasi sudah dipelajari. Apalagi ilmu untuk mercik obat yang dilaksakan setiap minggunya. Karena itu, apabila bisa dari dasarnya pasti selanjutnya akan lebih mudah. Jadi bisa berwirausaha dengan mendirikan apotek, rumah sakit dan perusahaan sendiri tentunya dengan gelar apoteker atau dokter.
Tapi anak – anak farmasi yang tertari di farmasi industri juga gak mau kalah. Menrut mereka di farmasi industri kita bisa mengembangkan industri – industri di Indonesia. Tentunya dengan usaha yang keras kita bisa mendirikan perusahaan obat di berbagai daerah Indonesia dengan mutu yang berkualitastinggi. Oleh karena itu kita bisa menjadi pemilik perusahaan obat terbesar di Indonesia.
Jadi apapun cita – cita kalian dangan ketulusan hati untuk belajar dengan sungguh – sungguh. Dan dengan keinginan yang keras untuk maju pasti ada jalan untuk mencapai apapun yang kalian inginkan. Kembangkan imajinasimu dan gapailah cita –citamu setinggi langit ke tujuh.